hehehe
Begini caranya..
hal pertama yang di lakukan. ganti dulu nama fbmu dg nama yg dulu yg pnah di pake. Terserah mau nama apa aja di https://www.facebook.com/editaccount.php
Kemudian setelah itu masuk kesini
http://www.facebook.com/roadblock/roadblock_me.php?r=5
- klik `amankan akun .....`
- klik lanjutkan
- kemudian isi kata sandi baru. Klik ganti kata sandi
- centang kotak ´konfirmasi penggantian´. Klik lanjutkan
- klik lanjutkan
- klik ubah untuk mengubah nama fb.
- tulis nama fbmu yg baru. Klik simpan dan lanjutkan
- klik login
Selesai....
CARA GANTI NAMA AKUN DI FACEBOOK SEPUASNYA TANPA BATAS
Diposting oleh
vian
|
Label:
IT
Read User's Comments(2)
TES WIDAL
Diposting oleh
vian
|
Label:
IMUNOSEROLOGI
Pemeriksaan widal
adalah salah satu pemeriksaan serologi yang bertujuan untuk menegakan diagnosa
demam tipoid. Uji widal positif artinya ada zat anti (antibodi) terhadap kuman
Salmonella, menunjukkan bahwa seseorang pernah kontak/terinfeksi dengan kuman
Salmonella tipe tertentu. Pemeriksaan ini masih banyak dipakai di negara-negara
berkembang dikarenakan biayanya yg relatif terjangkau dan hasilnyapun dapat
diketahui dengan segera.
Pemeriksaan widal
bertujuan untuk mendeteksi adanya antibodi (kekebalan tubuh) terhadap kuman
Salmonela dengan cara mengukur kadar aglutinasi antibodi terhadap antigen O dan
H dalam sampel darah. Tubuh kita akan membentuk antibodi jika terpapar kuman
Salmonela typhi, baik kuman yg masuk secara alamiah dan menyebabkan sakit,
kuman yg masuk namun tidak menunjukan gejala (karier) ataupun melalui
vaksinasi.
Pada pasien yg saat ini tidak sedang sakitpun
pemeriksaan widal mungkin saja menunjukan hasil yang positif, pada pasien yang
mendapat vaksinasi tipoid hasil pemeriksaan widalnyapun bisa positif. Perlu
diperhatikan sobat analis semua bahwa pemeriksaan widal yang positif bukan
hanya terjadi pada infeksi kuman Salmonella typhi, namun juga akibat infeksi
kuman Salmonella yang lain, sehingga pada saat ini pemeriksan ini tidak
dapat lagi dijadikan acuan pemeriksaan yg spesifik terhadap penyakit tipoid.
Pengambilan sampel pasien
untuk pemeriksaan widal juga kadang kurang tepat waktunya, karena berdasarkan
perjalanan penyakitnya antibodi terbentuk pada hari ke 5-7 ke atas, sehingga
tidak bijak jika pemeriksaan widal dilakukan sebelum hari ke 5, dan kalaupun
pada pemeriksaan wideal didapat hasil yg positif pada sebelum hari ke 5 maka yg
terdeteksi tersebut dimungkinkan antibodi yg terbentuk tersebut berasal dari
infeksi sebelumnya. Mengingat adanya kelemahan tersebut maka pada saat ini di
era kemajuan teknik pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan tersebut seharusnya
tidak lagi menjadi pilihan, meskipun masih saja dilakukan di
laboratorium-laboratorium pratama atau di daerah-daerah dimana teknik
pameriksaan yg lain belum tersedia, namun tetap memperhatikan hal-hal penting
dalam menegakan diagnosa tipoid yaitu tanda klinis yg menunjang (demam lebih
dari 7 hari, anamnesis dan pemeriksaan fisik) atau dilakukan pemeriksaan widal
serial pada minggu ke 1 dan minggu ke 2 dan pada periode convalescence saat demam
mulai turun (pemeriksaan cukup bermakna jika terdapat kenaikan titer 2-4 kali).
Pemeriksaan ini walaupun
lebih baru namun pemeriksaannya kurang praktis dan harganya lebih mahal.
Pemeriksan yang tepat
Dari gejala-gejala klinik yang mengarah ke arah demam
tipoid, pemeriksaan di bawah ini seharusnya direkomendasikan oleh seorang
dokter untuk menegakan diagnosanya :
1.
Pemeriksaan
laboratorium sederhana, sehingga pada pemeriksaan tersebut didapatkan
leukopenia, aneusinofilia, trombositopenia, dan limpositosos relatif
2.
Pemeriksaan
IgM Anti Salmonella (Tubex TF)
Pada pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya antigen spesifik dari kuman salmonella walaupun pemeriksaan dilakukan dalam minggu pertama setelah demam.
Pada pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya antigen spesifik dari kuman salmonella walaupun pemeriksaan dilakukan dalam minggu pertama setelah demam.
3.
Kultur
darah
Pemeriksaan ini merupakan gold standar untuk pemeriksaan demam tipoid
Pemeriksaan ini merupakan gold standar untuk pemeriksaan demam tipoid
4.
PCR
(polymerase Chain Reaction).
Beberapa hal yang sering disalahartikan :
1. Pemeriksaan widal positif dianggap ada kuman dalam tubuh, hal ini
pengertian yang salah. Uji widal hanya menunjukkan adanya antibodi terhadap
kuman Salmonella.
2. Pemeriksaan widal yang diulang setelah pengobatan dan menunjukkan hasil
positif dianggap masih menderita tifus, ini juga pengertian yang salah.
Setelah seseorang menderita tifus dan mendapat pengobatan, hasil uji widal tetap positif untuk waktu yang lama sehingga uji widal tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk menyatakan kesembuhan.
Setelah seseorang menderita tifus dan mendapat pengobatan, hasil uji widal tetap positif untuk waktu yang lama sehingga uji widal tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk menyatakan kesembuhan.
Hasil ulang pemeriksaan widal positif setelah mendapat pengobatan
tifus, bukan indikasi untuk mengulang pengobatan bilamana tidak lagi didapatkan
gejala yang sesuai.
Hasil uji negatif dianggap tidak menderita tifus :
Uji widal umumnya menunjukkan hasil positif 5 hari
atau lebih setelah infeksi. Karena itu bila infeksi baru berlangsung beberapa
hari, sering kali hasilnya masih negatif dan baru akan positif bilamana
pemeriksaan diulang. Dengan demikian,hasil uji widal negatif,terutama pada
beberapa hari pertama demam belum dapat menyingkirkan kemungkinan tifus.
Untuk menentukan
seseorang menderita demam tifoid :
1. Tetap harus didasarkan adanya gejala
yang sesuai dengan penyakit tifus.
2. Uji widal hanya sebagai pemeriksaan
yang menunjang diagnosis.
Seorang tanpa gejala,dgn uji widal positif tidak dapat dikatakan menderita tifus.
Seorang tanpa gejala,dgn uji widal positif tidak dapat dikatakan menderita tifus.
Memang terdapat kesulitan dalam interpretasi
hasil uji widal karena kita tinggal di daerah endemik,yang mana sebagian besar
populasi sehat juga pernah kontak atau terinfeksi, sehingga menunjukkan hasil
uji widal positif. Hasil survei pada orang sehat di Jakarta pada 2006
menunjukkan hasil uji widal positif pada 78% populasi orang dewasa. Untuk itu
perlu kecermatan dan kehatihatian dalam interpretasi hasil pemeriksaan widal.
PENILAIAN
Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 , 1/640.
- Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+).
- Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada kenaikan titer. Jika
- Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+).
- Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada kenaikan titer. Jika
ada, maka dinyatakan (+).
- Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung dinyatakan (+) pada pasien dengan gejala klinis khas.
- Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung dinyatakan (+) pada pasien dengan gejala klinis khas.
Uji Widal didasarkan pada :
- Antigen O ( somatic / badan )
- Antigen H ( flagel/semacam ekor sebagai alat gerak )
Jika masuk ke dalam tubuh kita, maka timbul reaksi antigen-antibodi. ANTIBODI terhadap :
Antigen O : setelah 6 sampai 8 hari dari awal penyakit.
Antigen H : 10-12 hari dari awal penyakit.
Uji ini memiliki tingkat sensitivitas dan spesifitas sedang (moderate).
Pada kultur yang terbukti positif, uji Widal yang menunjukkan nilai negatif bisa mencapai 30 persen.
- Antigen H ( flagel/semacam ekor sebagai alat gerak )
Jika masuk ke dalam tubuh kita, maka timbul reaksi antigen-antibodi. ANTIBODI terhadap :
Antigen O : setelah 6 sampai 8 hari dari awal penyakit.
Antigen H : 10-12 hari dari awal penyakit.
Uji ini memiliki tingkat sensitivitas dan spesifitas sedang (moderate).
Pada kultur yang terbukti positif, uji Widal yang menunjukkan nilai negatif bisa mencapai 30 persen.
Beberapa keterbatasan uji Widal ini adalah:
1. Negatif Palsu
1. Negatif Palsu
Pemberian antibiotika yang dilakukan
sebelumnya (ini kejadian paling sering di negara kita, demam → di beri
antibiotika → tidak sembuh dalam 5 hari → dilakukan test Widal) menghalangi
respon antibodi.
Padahal sebenarnya bisa positif jika dilakukan kultur darah.
Padahal sebenarnya bisa positif jika dilakukan kultur darah.
2. Positif
Palsu
Beberapa jenis serotipe Salmonella lainnya (misalnya S. paratyphi A, B, C)
memiliki antigen O dan H juga, sehingga menimbulkan reaksi silang dengan jenis
bakteri lainnya, dan bisa menimbulkan hasil positif palsu (false positive).
Padahal sebenarnya yang positif kuman non S. typhi (bukan tifoid).
Padahal sebenarnya yang positif kuman non S. typhi (bukan tifoid).
Beberapa penyakit lainnya : malaria, tetanus, sirosis, dll.
Pada daerah yang endemik seperti Indonesia (apalagi
Jakarta, bagi yang hobi makan gado-gado, ketoprak ) ditentukan nilai batas
minimal pada populasi normal.
Sehingga kemungkinan seseorang menderita demam tifoid sangat besar pada nilai minimal titer tertentu.
Sehingga kemungkinan seseorang menderita demam tifoid sangat besar pada nilai minimal titer tertentu.
Langganan:
Postingan (Atom)